Friday 31 December 2010 | By: Nathan

MENDUNG DI LANGIT FORT ROTTERDAM

Lamunanku beranjak seketika
Saat angin Desember menghembus tinta
Melukis sejuta mendung hitam
Di langit senja Fort Rotterdam

Gerimis pun akhirnya tumpah juga
Pada palem tua yang lemah tak berdaya
Pada tembok renta yang diam dalam rahasia
Saat angin Desember menghembus tinta
Melukis sejuta mendung hitam
Di langit senja Fort Rotterdam

Dan ingatanku pun kembali terpaut
Dalam elegi cinta yang akut
Pada kesetiaan karang tua yang menanti
Kekasihnya, sang buih ‘tuk kembali

Ya, semuanya merampai dalam rapsodi cinta
Saat angin Desember menghembus tinta
Melukis sejuta mendung hitam
Di langit senja Fort Rotterdam

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Sunday 26 December 2010 | By: Nathan

Dear Rabb (Chapter Two)

Dear Rabb,

Tuhan, izinkan aku mencurahkan semua kesahku ke hadapMU. Karena sungguh, kemana lagi kan ku adukan segala duka ini bila cintaMu tak lagi tersisa untuk ku? Dia, Cahaya yang selama ini menerangi gelap jiwaku dengan kasihMu, kini mulai meredup. Entahlah, mungkin angin Desember tak rela jika Cahaya terus bersamaku di kala musim gugur turun tanpa bintang. Namun salahkah, jika seorang anak Adam merasa telah menemukan rusuknya yang hilang lalu ia terus mendekapnya seakan-akan takdir kan kembali mengambilnya?

Tuhan aku tahu, aku sudah terlalu banyak meminta kepadaMu. Namun, kabulkanlah doaku untuk yang sekali ini saja. Lindungilah selalu Cahayaku. Karena demi Engkau ya Tuhan, dia adalah wanita yang kuharapkan dalam tiap doaku untuk Kau takdirkan sebagai pendampingku, yang akan menemani hari-hari senjaku, dan yang kan memapahku dikala tulang ini mulai meringkih. Ya, aku hanya ingin menjadi lelaki yang kan menjadi renta bersamanya, yang kan selalu dikecupnya disaat pagi tiba, yang kan membuatnya tersenyum dikala terluka, dan yang kan menghapus tiap derai airmatanya bahkan sebelum sempat ia menumpahkannya.

Ya, seperti yang pernah kukatakan kepadamu duhai Tuhanku, dialah wanita yang kuingin mengiringiku disaat kaki ini mulai memijak titian cinta abadi menuju surgaMu…

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Friday 24 December 2010 | By: Nathan

SALAH

Gemerisik angin senja meremangkan langit yang ceria
Membuatku terseok di jembatan yang gemerlap ini
Kucoba merangkak, meraba selaiknya pengembara
Yang terbutakan silaunya matahari
Namun semakin jauh titian ini kurayapi,
Semakin jalan ini tak kukenali

“Ada yang salah”,
Ucapmu waktu itu, mengingatkanku
Berulangkali malah,
“tenanglah Cahaya, ada aku bersamamu”
Jawabku, mencoba tenang
Walau gundah mulai menggenang

Kini, waktu telah membuktikan resah yang sama
Ada yang salah dengan angin senja yang gemerisik ini
Bahwa kau, Cahayaku, juga aku dan cinta ini
Tak sedang baik-baik saja meski kita masih bersama

Namun apa pun itu,
Kuingin kau tahu,
Bahwa aku sungguh tak peduli
Bahkan bila esok matahari kan terbit dari arah mana,
Karena bagiku takkan ada pagi
Tanpamu di sisiku
Cahayaku

Yes, there's somethin' wrong with us. But no matter what, I'll always be here, stand right by your side. Cuz I've been addicted to you...

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Wednesday 22 December 2010 | By: Nathan

Cinta Putih Untuk Ibu

Ada masa dikala gelang-gelang ingatan merantai persendian waktu. Sumpama titah Tuhan yang mengekal langit pada pijaknya. Dan gelang-gelang ingatan itu akhirnya sampai kepadaku, ketika bayagmu kukenangkan. Kau, wanita tetap tersenyum dalam sakitmu saat hadirku.

Aku tahu, tak pernah berkurang cintamu kepadaku meski hidupku t'lah menguras semua kasih sayangmu di tiap hariku. Aku tahu, seringkali kau tahankan perihmu 'tuk keringkan tiap tetes airmata bahkan sebelum sempat kau tumpahkan hanya agar ku tak ikut bersedih denganmu. Aku tahu, seringkali kau redamkan panas amarahmu utuk tiap salahku hanya agar tak ada kecewa yang melukis sedih di wajahku meski untuk itu harus kau tahankan sakit yang menghimpit di dadamu. Aku tahu, tak jarang kau tuluskan senyummu di atas helai kecewamu akanku hanya untuk meyakinkanku bahwa kau ikut bahagia atas tiap putusanku meski untuk itu harus kau tahankan bergumpal sesak di hatimu. Dan sungguh, aku tahu, terkadang kau harus menggenggam tanganmu sendiri hanya untuk meyakinkan bahwa masih tersisa kekuatan dalam dirimu untuk selalu menjagaku meski untuk itu harus kau habiskan separuh usiamu.

Maka hari ini, untuk semua waktu yang terlewati tanpa cinta yang sempat kudekapkan kepadamu, dan untuk semua rasa yang tak sempat kujelmakan dalam kata, izinkan aku 'tuk persembahkan, "Seputih Cinta, Untukmu Ibu..."

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Tuesday 21 December 2010 | By: Nathan

Because You Already Know

Tiba-tiba saja kau terdiam tanpa kata, ketika kutanyakan seribu mengapa. Hanya anggukan kecil yang sesekali meyakinkanku bahwa kau tak sedang tertidur. Entah, apa yang kau pendam dalam diammu. Aku jadi bertanya-tanya, tak bisakah sedikit saja kau kisahkan kepadaku sepenggal gundah yang mendungkan cahaya di wajahmu? Aku tak sedang berkata bahwa diammu itu t'lah menyulut jenuhku. Tidak, bukan. Aku hanya ingin menyingkap semua sekat yang mungkin sedang mencoba 'tuk menciptakan jarak di antara kita. Hanya itu.

Cahaya, aku takkan meminta apa-apa kepadamu. Aku hanya ingin kau melayangkan tatapmu di kedalaman mataku walau hanya untuk sedetik saja. 'Kan kucoba menerka-nerka apa yang telah mengelukan semua kesah yang menggumpal di dadamu. Dan biarkan aku meretasnya hingga lepas. Aku tak sedang mengatakan bahwa diammu itu t'lah mengeroposkan semua persendian rasaku. Tidak, bukan. Aku hanya ingin melihat kau kembali tersenyum semanis yang pernah kau kecupkan untukku, dan bersinar sehangat cahaya yang kau dekapkan di hatiku.

Cahaya, seperti yang pernah kukatakan kepadamu, “Aku membutuhkanmu karena aku membutuhkanmu. Because you already know that I’m nothing without you”

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Wednesday 8 December 2010 | By: Nathan

Tak Ma(mp)u Berhenti 'Tuk Mencintaimu


November pun akhirnya pergi
Meninggalkan langit sembab yang sendiri
Namun masih, tak mampu ku berlari
Dari kejaran rasa ini

Dan desember belum akan berakhir ketika tampak olehku
Gemintang surga menjulurkan jemari kasihnya
Merengkuh semua mimpi dan harapku
Dalam dekapan lembut cintanya

Aneh, aku menyangka waktu adalah hujan
Yang kan menghapus kemarau rindu
Namun ternyata rasa ini sudah tak lagi tertahankan
Maaf, aku tak ma(mp)u berhenti tuk mencintaimu

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Wednesday 24 November 2010 | By: Nathan

Gadis Kecil Dalam Foto Tua

Sehelai gambar kusam terbaring dalam genggamku
Dan seorang gadis manis sedang tersenyum di sana
Gadis kecil dengan mata yang membulat sempurna
Membinarkan sejuta pesona, terpendar di benakku

Gadis kecil itu, bagai denting piano di tengah hening
Atau senandung awan yang membasahi kering
Dan mata yang membulat sempurna itu,
Bagai rimbunnya cemara, siang selamanya sejuk di situ

Dan kini, gadis kecil dalam foto tua itu
Kembali membuka kotak kenanganku
Dimana sehelai cinta dan sejuta pernik kerinduan
Yang pernah tersemayam oleh acuhnya zaman
Pun akhirnya menyeruak dalam semesta hati

Kapan lagi kan kau dekap aku seperti gadis kecil dalam foto tua itu?

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Sunday 7 November 2010 | By: Nathan

Semesta Hati Untukmu Negeri


Dear negeriku,
Apa kabar negeriku?
Masihkah alam menyayangimu
Setelah penghianatan yang kau buat tanpa ragu?
Kudengar karma itu telah sampai kepadamu
Lalu apakah itu menyakitimu?

Wahai negeriku,
Kuharap prasangka itu tak meracuni pikiranmu
Karena sungguh, takkan pernah alam mendendam
Meski telah kau buatnya remuk redam
Ia hanya menuruti titah Tuhannya
Tanpa sempat bertanya mengapa

Dan negeriku,
Kuharap kau juga tak menyangka
Tuhan telah benar-benar murka
Karena sungguh, takkan pernah Ia berhenti mencintai
Meski telah kau coba tuk tumbuhkan sejuta benci
Maka usahlah hati kau sedihkan
Karena ini hanyalah sebuah peringatan
Karena terkadang dunia membuat kita terlupa
Akan adanya sang pencipta

Namun bila rasa itu t’lah sesakkan dadamu,
Maka menangislah negeriku,
Basahilah nurani yang kerontang dengan airmatamu
Menangislah,
Hingga tak lagi ada airmata yang mengalir di pipimu
Menangislah,
Agar Tuhan kasihan kepadamu
Menangislah negeriku, menangislah
Dan aku kan menangis bersamamu
Dalam tiap doa dan sujudku

Dan bila esok Tuhan t’lah redakan tangismu,
Menghapus tiap bilur kesedihan di dadamu,
Terimalah sebuah bingkisan kecil dariku,
Semesta hati,
untukmu negeri

*Ya, terkadang kita memang terlupa akan adanya Sang Pencipta*

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Wednesday 3 November 2010 | By: Nathan

Cassiopeia

"Aku selalu menyukai bintang itu,
Empat cahaya dengan sejuta pesona"
Ucapmu, tiap kali kau hadapkan wajahmu ke langit utara

"Mengapa tak kau sentuh saja ia
Menunjuk satu cahaya dengan jemarimu"?
Tanyaku waktu itu

Dan kau pun terdiam
Lamat-lamat kudengar kau menggumam
Namun entah apa,
Tak sedikit pun kudengar desahnya

Dan kini, aku tlah berdiri
Tepat di bawah bintang yang selalu kau suka itu
Maka maukah kugenggamkan ia untukmu?
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Sunday 24 October 2010 | By: Nathan

Bahasa Dua Hati (The Third Stanza)


Cahaya,
Tahukah kau bahwa semalam
Sependar kantuk yang temaram
Menghanyutkanku ke muara mimpi
Dimana akhirnya kutemui
Senyum terakhir yang kau beri
Sebelum akhirnya pergi?

Percayakah kau pada mimpi?
Pada langit dan takdir yang penuh konspirasi?
Dengarlah, belahan jiwaku
Takkan pernah langkah ini
Sejengkal pun kan pergi
Meski harus ada sejuta luka
Menggerimiskan selaut airmata

Cahaya,
Pergilah…
Karena takkan pernah
Nafas ini kan terdesah
Jika masih ada luka
Mengkristal di ujung mata

Bagaimana mungkin aku kan pergi darimu
Jika sebagian dari diriku ada padamu
Bisakah kau bayangkan jika itu terjadi?
Yah, benar, aku kan tetap hidup
Tapi cahayaku telah pergi bersamamu

Lalu apalagi yang bisa kulakukan
Agar tak ada biru kesedihan
Mengiringi langkah-langkah kecil kita
Melewati titian yang membentangi mata

Izinkan aku tuk selalu
Menjadi cahaya di hatimu
Menjadi penerang di hari-harimu
Tak peduli sekuat apa badai kan menghancurkanku


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Sunday 17 October 2010 | By: Nathan

Kecupan Iblis

Terlena,
Kau tegak di puncak keangkuhan
Tanpa sejenak pun kau tundukkan
Wajahmu yang tengadah
Menantang langit bertitah

Terlena,
Kau berdiri dengan sebongkah dagu
Teramat tinggi kau acungkan tanpa ragu
Seolah langit telah membatu
Di bawah kerdil jemari kakimu

Menunduklah…
Tuk sejenak tentukan arah
Karena ketika iblis telah mencubu nurani
Dan mengecup bilah-bilah hati
Maka takkan pernah lagi terjemah
Sebaris lirik pada syair-syair berdarah


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Friday 15 October 2010 | By: Nathan

Cemara


Cemara,
Goyah terhembus angin utara
Setelah sekian warsa
Terbendung kemarau masa

Cemara,
Akhirnya rela
Melepas peluk erat tangkainya
Pada daun-daun tua
Yang tengah dilanda rindu
Akan belaian tanah berdebu

Cemara,
Akankah kau melepaskan
Semua dedaunan itu dengan penuh kerelaan
Meski kan kau jatuhkan
Sejuta putik penyesalan?

Cemara,
Andai masa tak pernah bertingkah,
Andai angin tak pernah berubah arah,
Apakah kau kan menjawabnya?

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Monday 11 October 2010 | By: Nathan

Sssttt...!!!


Lama aku terdiam,
Sedang sejak tadi, kelam
Telah menurunkan malam

Terdiam, aku masih
Sedang kelam mulai letih
Dan mata malam mulai perih

Mengekal dalam diamku
Sedang kelam telah beku
Dan malam terbujur kaku

Diam…
Membunuh kelam…
Tandaskan malam…

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO