Monday 10 May 2010 | By: Nathan

Serpihan Hati Yang Gamang

May, 6th 2010

Ketika riak-riak sungai berada dalam alirannya, dia kan terbawa ke muara dimana laut kan menjadi pelabuhan terakhirnya. Begitu pula ketika searakan awan berada di keangkuhan langit, dia kan terbawa kemana angin kan menuntunnya, menjelma mendung yang pada akhirnya tumpah sebagai jutaan rintik kerendahan hati.

Namun kini, ketika seserpih hati yang gamang telah berada di sebuah persimpangan kelam waktu, kemanakah ia kan terbawa? Haruskah ia menjebakkan diri dalam perangkap kelam masa lalu? Atau haruskah ia membatu, menanti hingga langit mengakhiri sandiwaranya?

Sesungguhnya seserpih hati itu telah lelah bermain dengan takdir. Dapatkah kau bayangkan sakitnya, ketika separuh usia telah kau habiskan hanya untuk melayarkan keyakinan pada samudra kenyataan yang teramat kelam? Atau dapatkah sedikit saja kau rasakan sebilah ketakutan nyaris membunuhmu ketika telah kau habiskan bait-bait sabda untuk mantra cinta yang tak pernah terucapkan dengan kata?

Sungguh, seserpih hati itu telah benar-benar lelah bermain dengan takdir. Maka tahukah kau kemana akhirnya ia kan terbawa? Tidak!! Kau takkan pernah tahu bila serabut kesunyian telah merambat pekat di tiap kelopak nuranimu…
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

2 comments:

AzHis Jhie said...

Nice....

cUma bisa biLang bEgitu...

wkwkw....

Rinda said...

duh aq lupa dapet drmana,maka'y aq g cantumin sumbernya...

makanya gnsedih2 y postingannya ^_^

ttp ceria seprti miss rinda,,hehehe ^_^

Post a Comment