Saturday 17 July 2010 | By: Nathan

Bahasa 2 Hati

Dengarlah wahai pantai yang sendiri
Untukmu, aku ingin menjadi
Segulung ombak yang selalu menemani
Hingga putaran waktu akhirnya terhenti
Maka izinkan kudekap serpih pasirmu dalam genggaman ini
Tanpa setitikpun angin membawanya pergi

Pantai mana yang pernah membenci
Segulung ombak yang menari?
Pasir mana yang tak pernah merindui
Belaian jemari yang menyejukkan hati?
Namun dengarlah, pantai itu terlalu lelah menanti
Dan kini akhirnya tak lagi sendiri

Lalu ke mana kan kudeburkan gemuruh ini?
Pada siapa kan kudekapkan gelombang ini?
Kutanyakan padamu sekali ini, wahai pantai yang sendiri,
Pupuskah semua rasa yang pernah terurai?

Tetaplah kau menjadi karang yang tak penat berdiri
Karang yang selalu tegar menantang badai
Karena bila waktu akhirnya berdamai
Buih cintaku, kepadamu niscaya kan kembali

Pantaiku,
Karang itu kini
Tak lagi mampu berdiri
Bahkan tuk menanti
Sang buih kembali

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

5 comments:

Rawins said...

wah karangnya harus disemen tuh berarti...

alkatro said...

so sweet.. dalam banget dirasa, nice poem :)

NoRLaNd said...

wah, sepertinya saya masih perlu banyak belajar membuat poem / puisi ne
salam kenal ya =)

Nathan said...

Rawins: Rajin amat om... He..he..

Jiox: Syukron y, ane jd terharu neg..

Norland: Sama-sama bljar aja yag... slam knal jg, jgn bosan bknjung...

windflowers said...

karang yang beku dan keras..lama2 akan rapuh meski dihantam oleh sekedar buih2 ombaknya..jika sudah demikian...bagaimana lagikah karang ini akan kembali kuat, kokoh, dan tegap berdiri...?

Post a Comment