Ada masa di kala kenangan menabur rindu pada jiwa-jiwa tak berdaya. Selayaknya hujan menggerus dekapan tanah pada akar pinus tua yang telah dirapuhkan oleh cintanya kepada sang purnama. Ya, telah tujuh puluh purnama kulewati sejak aku mengenalmu. Namun masih, tak sedetikpun waktu rela membiarkan kita untuk bersama. Aku mulai berpikir, kiranya hasutan takdir telah membuat waktu cemburu pada sebuah kenyataan bahwa aku kan mencintaimu seperti embun yang takkan pernah mengering sebelum pagi benar-benar berakhir.
Rindu ini, cahaya, sesungguhnya telah meringkihkan tulang-tulangku bahkan hanya untuk sekedar berdiri, menanti hingga fajar meluluhkan gelapnya malam. Dan lisan ini, cahaya, sesungguhnya telah sampai pada penatnya bahkan hanya untuk sekedar melantunkan sepotong mantra hati itu kembali. Namun, cahaya, sekuat apapun waktu menderaku, selamanya hati ini takkan pernah terkalahkan sebelum kematian akhirnya memupus jiwaku. Ya, aku akan terus mencintaimu hingga takdir menyerah kepadaku.
Cahaya, dengarlah bisikan mantra hati ini, semoga waktu takkan kembali memisahkan kita setelah gelap yang kulalui. Semoga mata ini selalu terjaga dalam menatap indahmu meski harus ada airmata yang terteteskan. Dan, cahaya, semoga semesta hati ini tak pernah lelah mencintaimu hingga hujan kembali ke pangkuan awan.
Cahaya, dekaplah aku dalam cintamu dan jangan pernah kau lepaskan lagi…
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
...What The Thunder In Your Heart Turns To Be...
Pages
Content List
Virtual Mates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
It's Me
X-Files
Labels
- Apa Kabar Hati? (4)
- Diary (33)
- Gemuruh (7)
- Ibu (1)
- Leave Me Alone (4)
- Mémoire (4)
- My Wishes (2)
- New Born (12)
- Sahabat (5)
- Suara Hati (30)
- Unlistened (2)
- Untreatable Pain (1)
Top Listeners
Most Listened
-
Izinkan aku mencintaimu Dengan caraku sendiri Dengan cinta yang mungkin sulit ‘tuk bisa kau pahami Biarkan aku sayangimu Dengan caraku sendi...
-
Selalu saja, angin berhembus sekehendaknya Tak hanya, menyapu seraut wajahku saja Tapi juga, sekuntum...
-
Akhirnya ku terjaga Di pagi yang turun tanpa mega Kutengadahkan wajahku ke langit barat Dan kutemukan wajah-wajah yang memendam hasrat L...
-
Juni akhirnya beranjak pergi Meninggalkan kemarau yang sendiri Dan hujan yang sesekali kembali Membawa kuntum-kuntum melati Juli pun me...
-
Dear Rabb, Apa kabar Tuhan? Di pagi yang belum turun ini, kembali kusapa Engkau. Berharap, tak Kau tu...
-
Dear Rabb, Tuhan, izinkan aku mencurahkan semua kesahku ke hadapMU. Karena sungguh, kemana lagi kan ku adukan segala duka ini bila cintaMu ...
-
Untukmu, sekeping hatiku yang hilang... Izinkan kubertanya kepadamu, tentang risalah sebuah cinta Bahwasannya akankah ia abadi selayaknya m...
4 comments:
suka..indah...
Wah romantis banget nih, klo bang Pendi mo nembak cw kyknya boleh pinjam postingannya...hehehe.
Kunjungan balik, makasih dah mampir..
Salam kenal juga & salam hangat selalu...
jikapun kau harus pasrah pada takdir...
bukan berarti kau tak boleh mencintainya...
cahaya, tak kan bisa tak meluruhkan cintanya padamu...
ya..hanya sebatas cinta...
aduh bahasanya...
semoga baik2 saja dan akan segera bertemu ya...sudah letih menunggu hingga 70 purnama.
bukan waktu yg singkat untuk sebuah penantian.
Post a Comment