Tuesday 28 September 2010 | By: Nathan

Mantra Hati di Ujung Tujuh Puluh Purnama

Ada masa di kala kenangan menabur rindu pada jiwa-jiwa tak berdaya. Selayaknya hujan menggerus dekapan tanah pada akar pinus tua yang telah dirapuhkan oleh cintanya kepada sang purnama. Ya, telah tujuh puluh purnama kulewati sejak aku mengenalmu. Namun masih, tak sedetikpun waktu rela membiarkan kita untuk bersama. Aku mulai berpikir, kiranya hasutan takdir telah membuat waktu cemburu pada sebuah kenyataan bahwa aku kan mencintaimu seperti embun yang takkan pernah mengering sebelum pagi benar-benar berakhir.

Rindu ini, cahaya, sesungguhnya telah meringkihkan tulang-tulangku bahkan hanya untuk sekedar berdiri, menanti hingga fajar meluluhkan gelapnya malam. Dan lisan ini, cahaya, sesungguhnya telah sampai pada penatnya bahkan hanya untuk sekedar melantunkan sepotong mantra hati itu kembali. Namun, cahaya, sekuat apapun waktu menderaku, selamanya hati ini takkan pernah terkalahkan sebelum kematian akhirnya memupus jiwaku. Ya, aku akan terus mencintaimu hingga takdir menyerah kepadaku.

Cahaya, dengarlah bisikan mantra hati ini, semoga waktu takkan kembali memisahkan kita setelah gelap yang kulalui. Semoga mata ini selalu terjaga dalam menatap indahmu meski harus ada airmata yang terteteskan. Dan, cahaya, semoga semesta hati ini tak pernah lelah mencintaimu hingga hujan kembali ke pangkuan awan.

Cahaya, dekaplah aku dalam cintamu dan jangan pernah kau lepaskan lagi…
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

4 comments:

Isti said...

suka..indah...

NOOR'S said...

Wah romantis banget nih, klo bang Pendi mo nembak cw kyknya boleh pinjam postingannya...hehehe.
Kunjungan balik, makasih dah mampir..

Salam kenal juga & salam hangat selalu...

windflowers said...

jikapun kau harus pasrah pada takdir...
bukan berarti kau tak boleh mencintainya...
cahaya, tak kan bisa tak meluruhkan cintanya padamu...
ya..hanya sebatas cinta...

narti said...

aduh bahasanya...
semoga baik2 saja dan akan segera bertemu ya...sudah letih menunggu hingga 70 purnama.
bukan waktu yg singkat untuk sebuah penantian.

Post a Comment