Saturday 25 September 2010 | By: Nathan

MAAF


Hitam belum jua melangkah
Meninggalkan pagi yang berselubung merah
Ketika ku sadari bahwa dunia
Menjadi lebih indah dari biasanya

Hari ini, untuk tiap helai nafasku
Ingin ku katakan kepadamu
Maaf…
Untuk tiap debu khilaf yang mengotori hati
Dan bilah-bilah dusta yang melukai

Kan ku ukir sejuta maaf di tiap helai warna pelangi
Yang t’lah terlukis di kaki langit hati
Kan ku biarkan jemari langit mendekapnya
Hingga takkan pernah waktu memudarkannya

Dedicated to my entire virtual mates, yang udah gak pernah Q kunjungi lagi. Maaf, untuk kesekiankalinya dunia telah membuatku berpaling. I wish we could keep on being friend after this long disconnection....

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

6 comments:

windflowers said...

meski hitam belum beranjak..
meski dunia terasa indah daripada biasanya..
meski sebelumnya kau tak ucapkan maaf...
namun ku tak pernah merasa dirimu khilaf, bahkan bersalah...

*welcome back again...:) -windflowers-

Sientrue said...

wah mendalam banget.
Bagus. Teruslah berkarya.

NENSA MOON said...

Hello Lone Fighter,
tentu saja senang menyambung silaturahmi denganmu..
Selamat lebaran, jika merayakan... and maaf lahr batin..

I always love the way u wrote your poem... keep writing, friend!! I'll be coming up looking forward your new creation..
nensa

Umy Diary said...

kali pertama lagi comment , setelah sekian minggu nggak BW an,,
met sore,,,
umy berkunjung,,
apa kabarnya nie...?

Anonymous said...

salam ukhuwah dari 4antum ...
^_^

alamendah said...

Kunjungan perdana. Meski keknya belum ada salah, tak ada salahnya meminta maaf.

Terima kasih telah turut membantu menerjemahkan kata "Hutan, Binatang, dan Tumbuhan" dalam BAHASA DAERAH yang sobat kuasai.
Sobat-sobat yang belum silahkan meluncur ke
Menyebutkan Kata Hutan, Binatang, dan Tumbuhan dalam Bahasa Daerah | Alamendah's Blog

OOT: Fasilitas Comment As Name/URL diaktifkan dong biar kalau komentar gak ribet muter2 (login sana-sini)

Post a Comment